Wednesday, 22 September 2010
Wedding Dress
Film ini bercerita tentang seorang single mother yang berprofesi sebagai perancang dan pembuat wedding dress atau baju pengantin. Ia mempunyai anak bernama So Ra. So Ra adalah anak yang tertutup, mungkin karena terbiasa hidup sendiri karena ibunya sibuk kerja, So Ra menjadi anak yang penyendiri dan tidak mau bergaul dengan teman-temannya. SO RA sering bolos les balet selain itu juga ia dijauhi temanya karena sora pernah memperlakuan buruk temannya, kejadiannya ketika temannya meminta minuman pada sora tanpa izin, Sora langsung merebut botol minuman itu dan menghina pada temannya " kamu orang miskin " sejak itu teman dekatnya menjauhinya, dan dia pun tak punya banyak teman.
Suatu hari sang Ibu tahu bahwa ia terkena penyakit kanker lambung dan hidupnya tak kan lama. Untuk itu kini ia sering menyisihkan waktunya untuk bersama anaknya. Ia sengaja menyembunyikan penyakitna dari So Ra. Namun ternyata So Ra tahu kalau ibunya itu sakit parah dan ia pun bersikap biasa dan pura-pura tidak tahu tentang hal itu.
Keinginan terakhir Ibunya adalah ingin melihat anak satu-satunya itu mempunyai banyak teman dan ingin melihat anaknya menari balet di atas panggung. Dan akhirnya So Ra pun berusaha untuk memenuhi keinginan tersebut.
Film ini di awal sih agak biasa saja tapi pas hampir adegan akhir, banyak adegan mengharukan, salah satunya ketika Sora akan berangkat sekolah ia sudah tahu ibunya menderita, tapi sora ceria, dan seolah olah tak ada yang di hiraukan, tapi setelah dia di jalan airmatanya tak tertahankan, dan adegan puncaknya adalah ketika So Ra bangun tidur di pelukan ibunya, sebenernya dia udah tahu kalo Ibunya 'udah ga ada', tapi dia pura-pura ga tahu trus ngajak ibunya ngobrol, dia keluar dan air matanya pun menetes, dokter yang akan memeriksa ibunya dilarang untuk masuk, mungkin anak ini nggak mau ibunya dinyatakan meninggal, adegan ini merupakan adegan yang sedih banget, dan peninggalan terakhir ibunya adalah Wedding dress yang akan dipakai ketika So Ra akan menikah.
Nilai : 80/100
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment